DMBGlobal.CO.ID – Energy Transition Partnership (ETP) melalui United Nations Office for Project Services (UNOPS), bersama konsorsium yang terdiri dari Neyen Consulting, Purnomo Yusgiantoro Center (PYC), dan Swiss German University (SGU), secara resmi meluncurkan Specialized Workforce for Indonesia’s Future Transition (SWIFT) Roadmap 2025–2060 atau Peta Jalan Nasional Pengembangan SDM Transisi Energi, di Jakarta, Rabu (28/5/2025).
Inisiatif ini merupakan bagian dari strategi nasional dalam mendukung target Net Zero Emission (NZE) 2060, dengan menyiapkan tenaga kerja spesialis yang kompeten, tangguh, dan tersebar merata di seluruh Indonesia.
Sebagai tonggak penting dalam menyiapkan SDM unggul di sektor Energi Baru Terbarukan (EBT) dan efisiensi energi, Proyek SWIFT menyusun peta jalan pengembangan SDM yang komprehensif.
Dokumen ini menjadi salah satu output utama proyek, bersama pemetaan institusi dan koordinasi lembaga pengembangan tenaga kerja, penyusunan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia), pengembangan modul pelatihan dan peningkatan kapasitas, hingga rekomendasi kebijakan berbasis data.
Proyek SWIFT merupakan program strategis nasional yang mendapat dukungan penuh dari ETP-UNOPS sebagai pendana, fasilitator koordinasi, serta penghubung antara pemerintah Indonesia, mitra pembangunan, dan pelaksana proyek. Penerima manfaat utama proyek ini adalah PPSDM KEBTKE Kementerian ESDM.
Peluncuran SWIFT Roadmap dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan dari Kementerian/Lembaga, akademisi, organisasi internasional, serta LSM nasional dan internasional yang fokus pada pengembangan tenaga kerja di sektor energi transisi.
“Transisi energi bukan soal teknologi dan investasi, tetapi juga kesiapan SDM kita. Proyek SWIFT hadir untuk memastikan kita punya strategi yang menyeluruh dari hulu ke hilir,” — Massita Ayu, Manajer Riset dan Penanggung Jawab Konsorsium PYC.
Massita juga menekankan pentingnya peran masyarakat sipil, sektor swasta, dan akademisi dalam mendukung program pemerintah melalui advokasi, pelatihan, dan pengembangan kurikulum.
Salah satu hasil pemetaan menyarankan agar BPSDM ESDM menjadi badan koordinasi pusat pengembangan SDM transisi energi untuk menyelaraskan kebijakan ketenagakerjaan, pendidikan, dan sektor energi.

“Termasuk mengintegrasikan rencana pengembangan sumber daya manusia dalam dokumen perencanaan nasional,” — tambah Massita.
Sementara itu, Jeremy Buhain, Penanggung Jawab Konsorsium dari Neyen Consulting, mengungkapkan proyeksi optimistis bahwa sektor energi terbarukan dan efisiensi energi berpotensi menciptakan lebih dari 3,5 juta lapangan kerja baru.
“Ini harus disiapkan dengan sistem pelatihan dan sertifikasi yang tepat,” — ujar Jeremy.
Jeremy menambahkan, peta jalan ini diharapkan menjadi model pengembangan SDM yang inklusif, terintegrasi, serta berbasis data. Hal ini dinilai krusial untuk mendorong Indonesia mencapai target NZE secara adil dan berkelanjutan.
Dokumen roadmap SWIFT dibangun di atas enam pilar utama pengembangan SDM transisi energi, yang meliputi: pembentukan badan koordinasi pusat, peningkatan kualitas pelatihan dan sistem sertifikasi, serta pembangunan sistem informasi pasar tenaga kerja hijau yang adaptif terhadap permintaan industri.
“Melalui peluncuran ini, Indonesia menegaskan komitmennya untuk memastikan bahwa transisi energi berjalan adil, inklusif dan mendorong penciptaan lapangan kerja berkualitas tinggi demi masa depan energi berkelanjutan,” — tutup Jeremy.(*Sumber: rm.id)