Rp2,6 Triliun Digelontorkan untuk PSEL Tangsel, Solusi Sampah Jadi Energi

DMBGlobal.CO.ID – Pemerintah bersama swasta segera merealisasikan pembangunan Pabrik Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) di Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Fasilitas yang berlokasi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipeucang ini digarap dengan investasi mencapai Rp2,6 triliun.

PSEL Tangsel dikelola oleh PT Indoplas Tianying Energy, sebuah perusahaan patungan antara PT Indoplas Energy Hijau (IEH), anak usaha PT Maharaksa Biru Energi Tbk (OASA), dengan mitra teknologi asal Tiongkok, China Tianying Inc. (CNTY).

Menurut Direktur Utama PT Indoplas Tianying Energy, Bobby Gafur Umar, proyek ini menandai langkah nyata dalam menghadirkan solusi berkelanjutan untuk masalah sampah perkotaan sekaligus memperkuat penyediaan energi bersih nasional.

“PSEL Tangsel akan menjadi kontribusi konkret kami mendukung program pemerintah mengurangi volume sampah sekaligus menyediakan energi bersih bagi masyarakat,” jelas Bobby, Rabu (10/9).

Kapasitas dan Teknologi: 1.100 Ton Sampah Jadi Listrik 23,5 MW

PSEL senilai Rp2,6 triliun di Tangsel segera dibangun, olah 1.100 ton sampah per hari menjadi listrik ramah lingkungan 23,5 MW.
PSEL senilai Rp2,6 triliun di Tangsel segera dibangun, olah 1.100 ton sampah per hari menjadi listrik ramah lingkungan 23,5 MW. (Foto Ilustrasi/AI Generated)

Fasilitas ini akan dibangun dengan skema Build–Operate–Transfer (BOT) selama 30 tahun. PSEL Tangsel dirancang mampu mengolah 1.100 ton sampah per hari, dengan rincian 1.000 ton sampah baru dan 100 ton sampah lama.

Proses pengolahan menggunakan teknologi Moving Grate Incinerator (MGI), sebuah metode insinerasi modern yang ramah lingkungan dan efisien. Teknologi ini banyak digunakan di negara maju untuk mengubah sampah menjadi energi.

Dari hasil pengolahan, PSEL Tangsel ditargetkan dapat menghasilkan listrik hingga 23,5 megawatt (MW) yang akan langsung disalurkan ke jaringan listrik nasional. Kapasitas ini cukup untuk memenuhi kebutuhan energi puluhan ribu rumah tangga di kawasan Tangerang Selatan dan sekitarnya.

Jadwal Pembangunan dan Target Operasional

Pembangunan PSEL Tangsel ditargetkan memasuki tahap konstruksi pada awal tahun 2026. Bobby menyebut, proses pembangunan diperkirakan memakan waktu tiga tahun, sehingga fasilitas ini ditargetkan mulai beroperasi pada 2029.

Jika terealisasi sesuai jadwal, PSEL Tangsel akan menjadi salah satu model pengelolaan sampah berbasis teknologi modern di Indonesia, sekaligus mendukung percepatan transisi energi yang tengah digalakkan pemerintah.

Dukungan Pemerintah Daerah

OASA telah menerima Surat Keputusan (SK) Penetapan Pemenang Lelang Tender PSEL Kota Tangerang Selatan pada (17/4/25). SK tersebut diserahkan langsung oleh Wali Kota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie, selaku Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK).

Dukungan pemerintah daerah menjadi kunci dalam memastikan keberlanjutan proyek ini. Selain membantu pengelolaan lahan, pemerintah juga diharapkan memfasilitasi koordinasi lintas instansi dalam pengelolaan sampah di wilayah Tangsel.

Tren PSEL di Indonesia: Bukan yang Pertama
Pabrik Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) senilai Rp2,6 triliun akan dibangun di TPA Cipeucang, Tangerang Selatan. Proyek ini dikelola PT Indoplas Tianying Energy dengan teknologi Moving Grate Incinerator, mampu mengolah 1.100 ton sampah per hari dan menghasilkan listrik 23,5 MW untuk mendukung transisi energi nasional.
PSEL senilai Rp2,6 triliun di Tangsel segera dibangun, olah 1.100 ton sampah per hari menjadi listrik ramah lingkungan 23,5 MW. (Foto Ilustrasi/AI Generated)

PSEL Tangsel bukanlah proyek pertama di Indonesia. Sejumlah kota besar sebelumnya telah mengembangkan fasilitas serupa sebagai solusi pengelolaan sampah dan penyediaan energi.

Surabaya

Kota ini menjadi pelopor dengan PSEL Benowo yang telah beroperasi sejak 2021. Fasilitas tersebut mampu mengolah lebih dari 1.000 ton sampah per hari dengan kapasitas listrik sekitar 11 MW.

Jakarta

Ibu kota juga sedang membangun Intermediate Treatment Facility (ITF) Sunter yang menggunakan teknologi insinerasi modern. ITF Sunter ditargetkan mengolah sekitar 2.200 ton sampah per hari dan menghasilkan listrik 35 MW.

Solo

Kota Solo tengah mengembangkan PSEL Putri Cempo dengan kapasitas pengolahan 450 ton sampah per hari. Proyek ini diharapkan menjadi solusi permanen atas permasalahan sampah di wilayah Jawa Tengah bagian selatan.

Bandung & Bali

Kedua daerah ini juga masuk dalam daftar kota yang sedang menyiapkan PSEL dengan dukungan pemerintah pusat dan investor swasta.

Dengan adanya PSEL Tangsel, Indonesia menambah daftar fasilitas pengolahan sampah modern, sekaligus mempercepat target pemerintah membangun 12 PSEL di kota besar.

Dampak Positif: Lingkungan, Ekonomi, dan Energi

Keberadaan PSEL Tangsel diharapkan memberi dampak luas, antara lain:

  • Lingkungan: Mengurangi timbunan sampah di TPA Cipeucang yang selama ini menjadi masalah klasik kota.
  • Ekonomi: Menyerap tenaga kerja lokal baik pada tahap konstruksi maupun operasional.
  • Energi: Menambah pasokan listrik bersih hingga 23,5 MW ke jaringan nasional.
  • Kesehatan: Mengurangi risiko pencemaran udara, air, dan tanah akibat penumpukan sampah.

Selain itu, penggunaan teknologi MGI juga memungkinkan pengelolaan emisi lebih terkontrol, sesuai dengan standar lingkungan internasional.

Meski menjanjikan, pembangunan PSEL tidak lepas dari tantangan. Beberapa isu yang kerap muncul antara lain:

  • Tingginya biaya investasi dan operasional.
  • Kebutuhan regulasi yang jelas terkait tarif listrik dari sampah.
  • Penerimaan masyarakat terhadap teknologi insinerasi.

Namun, dengan kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan investor swasta, PSEL Tangsel diharapkan bisa menjadi contoh pengelolaan sampah berkelanjutan yang bisa direplikasi di kota-kota lain di Indonesia.

PSEL Tangsel dengan investasi Rp2,6 triliun menjadi proyek strategis yang tidak hanya menyelesaikan masalah sampah, tetapi juga menghadirkan energi bersih untuk masyarakat. Dengan kapasitas 1.100 ton sampah per hari dan produksi listrik 23,5 MW, fasilitas ini akan menjadi tonggak penting dalam upaya Indonesia mewujudkan transisi energi hijau.

Jika berhasil sesuai target, PSEL Tangsel akan sejajar dengan proyek serupa di Surabaya, Jakarta, dan Solo, serta memperkuat posisi Indonesia sebagai negara yang serius mengembangkan energi terbarukan berbasis pengelolaan sampah modern.* (Sumber: Siaran Pers)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *