Inovasi Startup Sampah untuk Ekonomi Hijau di Palu, KLH-BPLH Libatkan Pemuda

DMBGlobal.CO.ID – Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) mendorong lahirnya startup pengelolaan sampah di Kota Palu dengan menggandeng generasi muda.

Langkah ini menjadi bagian strategi menjadikan sampah bukan lagi sekadar persoalan teknis, melainkan peluang usaha berkelanjutan yang mampu menjaga daya saing sekaligus memperkuat prestasi Palu sebagai peraih Adipura 2024.

“Pemuda bisa membangun startup dan bisnis persampahan. Persoalannya kini tidak cukup teknis, tapi butuh inovasi kebijakan berbasis prinsip polluter pay,” ujar Staf Ahli Bidang Hubungan Internasional dan Diplomasi Lingkungan KLH/BPLH, Erik Teguh Primiantoro, saat kunjungan kerja di Sulawesi Tengah pada 17–18 September 2025.

Sulawesi Tengah saat ini menghasilkan sekitar 1.659 ton sampah setiap hari, namun sebagian besar daerah masih mengelola kurang dari 5%.

Situasi tersebut menuntut perubahan pendekatan agar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) tidak lagi menjadi lokasi penumpukan utama, melainkan hanya menampung sampah residu.

KLH-BPLH menargetkan pengelolaan minimal 51,2% sampah sesuai RPJMN 2025, dengan capaian penuh pada 2029.

KLH-BPLH dorong startup persampahan di Palu dengan libatkan generasi muda, wujudkan pengelolaan sampah berkelanjutan dan inovatif.
KLH-BPLH dorong startup persampahan di Palu dengan libatkan generasi muda, wujudkan pengelolaan sampah berkelanjutan dan inovatif. (Foto: Kemenlh.go.id)

Wakil Wali Kota Palu, Imelda Liliana Muhidin, menyambut baik dukungan pemerintah pusat.

“Kami ingin anak-anak muda tidak hanya jadi penggerak, tapi juga pelaku usaha yang mengubah sampah menjadi peluang,” ungkapnya.

Menurut KLH-BPLH, langkah ini dapat mempercepat transformasi Palu menjadi kota percontohan inovasi persampahan di Indonesia.

Selain itu, KLH-BPLH menegaskan penerapan konsep Extended Producer Responsibility (EPR), di mana produsen diwajibkan turut menanggung biaya pengelolaan sampah produk mereka.

Skema ini diharapkan membuka akses pembiayaan yang lebih bankable bagi masyarakat dan pelaku usaha.

“Program ini akan membantu masyarakat mengajukan proposal usaha yang layak, hingga mampu mengelola pembiayaan dengan baik,” tambah Erik.

Dalam kunjungan ke Palu, tim KLH-BPLH juga menyambangi Sekolah Rakyat Terintegrasi 20 dan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Palu Selatan, untuk memperlihatkan keterhubungan antara program persampahan, pemenuhan gizi, dan pemberdayaan koperasi lokal.

Dengan sinergi tersebut, Palu diproyeksikan menjadi pionir kota inovatif dalam pengelolaan sampah.

Inisiatif ini tidak hanya memperkuat budaya kewirausahaan pemuda, tetapi juga membangun ekosistem persampahan yang berkelanjutan, sejalan dengan target Sustainable Development Goals (SDGs) dan visi Asta Cita Presiden.* (Sumber: Kemenlh)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *