DMBGlobal.CO.ID – Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) menyatakan komitmennya untuk mempercepat pembangunan proyek-proyek energi baru dan terbarukan (EBT) sebagai bagian dari dukungan terhadap target Indonesia mencapai emisi nol bersih atau Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 atau bahkan lebih cepat.
CEO BPI Danantara, Rosan Roeslani, mengatakan pengembangan sektor energi hijau menjadi prioritas utama seiring dengan besarnya potensi sumber daya yang dimiliki Indonesia.
“Investasi yang kita lakukan adalah investasi yang berkesinambungan dan juga berkelanjutan. Karena potensi kita ini sangat besar,” ungkap Rosan dalam DBS Asian Insights Conference yang digelar di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu (21/5/2025).
Ia menambahkan bahwa sektor energi bersih seperti EBT akan menjadi salah satu fokus investasi Danantara ke depan.
“Jadi, investasi di clean energy, renewable energy, itu juga salah satu prioritas yang ingin kita lakukan,” tegasnya.
Berdasarkan data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), potensi EBT di Indonesia mencapai sekitar 3,6 terawatt (TW).
Sumber energi ini meliputi tenaga surya, angin, air, udara, panas bumi, hingga bahan bakar nabati. Namun, pemanfaatan dari potensi tersebut masih tergolong rendah, yakni baru sekitar 1%.
Hingga akhir 2024, bauran energi terbarukan dalam komposisi energi nasional juga masih berada di angka 14%.
Melihat rendahnya angka ini, pemerintah tengah merumuskan strategi komprehensif untuk meningkatkan pemanfaatan dan integrasi EBT ke dalam sistem energi nasional.
Dalam upayanya, BPI Danantara akan berperan aktif menarik investasi serta merealisasikan proyek-proyek EBT yang berkelanjutan.
“Dan potensi investasi kita di renewable energy memang paling besar saat ini adalah di solar. Kemudian ada di hydro, bio energy, wind. Geothermal ini sangat menarik juga,” pungkas Rosan.(*Sumber: investor.id)