DMBGlobal.CO.ID – Pasar karbon global kembali bangkit pada (7/25) setelah mengalami tekanan di bulan sebelumnya. Kinerja pasar menunjukkan kenaikan signifikan, baik dari sisi pasokan maupun permintaan kredit karbon secara bulanan.
Menurut laporan BloombergNEF yang disusun oleh Joy Foo, Layla Khanfar, dan Kyle Harrison, volume penerbitan kredit karbon pada Juli 2025 tercatat sebesar 12,4 juta ton setara karbon dioksida (CO2e). Jumlah tersebut melesat 64% dibandingkan Juni 2025 yang hanya mencapai 7,5 juta ton CO2e.
Namun, jika dilihat secara akumulasi, penerbitan sepanjang Januari hingga Juni 2025 hanya mencapai 103 juta ton CO2e. Angka ini masih lebih rendah 12% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Amerika Serikat dan Brasil Dominasi Penerbitan Kredit Karbon
Amerika Serikat tercatat sebagai pemasok terbesar sepanjang Juli dengan volume 3 juta ton CO2e. Kredit karbon dari Negeri Paman Sam berasal dari berbagai sektor, mulai dari penangkapan emisi industri hingga proyek kehutanan.
Sementara itu, Brasil yang akan menjadi tuan rumah COP30—menerbitkan 1,4 juta kredit dari proyek pencegahan deforestasi (avoided deforestation) di hutan Amazon.
Permintaan Karbon Kembali Pulih

Dari sisi permintaan, jumlah kredit yang kedaluwarsa pada (7/25) mencapai 11,6 juta ton CO2e. Angka ini melonjak lebih dari dua kali lipat dibandingkan Juni 2025 yang hanya 5,2 juta ton.
“Total volume kredit karbon yang kedaluwarsa selama Januari–Juli 2025 mencapai 89 juta ton CO2e, terendah sejak 2022. Hal ini menandakan adanya pelemahan permintaan,” tulis riset BloombergNEF.
India Jadi Pasar Populer, Tradewater Pimpin Pembelian
Dari sisi sektor, kredit karbon dari pembangkit energi mendominasi pasar Juli dengan volume 4,9 juta ton CO2e. Tren ini berbalik arah dari bulan sebelumnya, ketika permintaan energi justru mendominasi angka kedaluwarsa.
India menjadi pasar paling diminati berkat stok besar untuk kredit energi, sementara Brasil tetap menonjol dengan kontribusi kredit pencegahan deforestasi.
Berdasarkan data pembeli korporasi yang terungkap publik, perusahaan asal Amerika Serikat, Tradewater, mencatat pembelian terbesar dengan volume 308.000 kredit.
Tokyo Gas asal Jepang menyusul dengan 260.000, dan ANWB Energie dengan 240.000 kredit. Menariknya, perusahaan minyak dan gas besar seperti Shell dan Eni tidak terlihat dalam daftar pembeli bulan ini.* (Sumber: Bloomberg)