DMBGlobal.CO.ID – Indonesia menyimpan kekayaan alam yang sangat besar untuk mendukung transisi menuju energi bersih.
Memiliki letak geografis yang menguntungkan dan beragam sumber daya terbarukan, negara ini memiliki peluang besar untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil yang selama ini mendominasi.
Berdasarkan informasi dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung dan Institut Teknologi PLN, terdapat lima sumber utama energi terbarukan yang telah dimanfaatkan dan masih sangat potensial untuk dikembangkan lebih lanjut.
- Energi Surya Cahaya Matahari Jadi Tenaga Listrik
Sebagai negara tropis, Indonesia mendapat sinar matahari hampir sepanjang tahun. Ini membuat energi surya menjadi salah satu sumber energi terbarukan paling menjanjikan. Daerah seperti Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB) dikenal memiliki tingkat radiasi matahari tinggi.
Proyek seperti PLTS Terapung Cirata di Jawa Barat yang memiliki kapasitas 192 MW dan instalasi PLTS di wilayah Raijua, Nule, dan Solor Barat menunjukkan bahwa teknologi ini sudah mulai diadopsi.
Energi surya unggul dalam hal kebersihan dan efisiensi biaya operasional, tetapi tantangan berupa investasi awal dan ketergantungan pada kondisi cuaca masih menjadi penghambat.
- Panas Bumi Energi Stabil dari Perut Bumi
Panas bumi atau geotermal merupakan salah satu kekayaan alam Indonesia yang sangat besar. Bahkan, sekitar 40 persen potensi panas bumi dunia berada di wilayah Indonesia, menurut Kementerian ESDM.
PLTP Sibayak di Sumatera Utara dan PLTP Lahendong di Sulawesi Utara adalah contoh konkret pemanfaatannya. Energi ini sangat stabil dan memiliki emisi karbon rendah. Namun, karena letaknya yang terbatas di daerah vulkanik serta biaya pengeboran yang tinggi, pengembangannya masih belum maksimal.
- Tenaga Air Listrik dari Derasnya Sungai
Indonesia memiliki ribuan sungai dengan aliran deras yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi air. PLTA Cirata di Jawa Barat (1.008 MW) dan PLTA Karangkates di Jawa Timur adalah contoh pemanfaatan tenaga air dalam skala besar.
Keunggulan utama energi ini adalah biaya listrik yang murah dan umur operasional yang panjang. Namun, pembangunannya bisa berdampak pada lingkungan sekitar, khususnya ekosistem sungai.
- Angin Energi dari Alam yang Terus Berhembus
Wilayah pesisir dan dataran tinggi di Indonesia, seperti pesisir selatan Pulau Jawa dan wilayah NTT, memiliki potensi besar untuk pengembangan energi angin. Kecepatan angin di kawasan ini berkisar 3–6 meter per detik.
Proyek seperti PLTB Sidrap di Sulawesi Selatan dan PLTB Samas di Yogyakarta menunjukkan bahwa energi angin mulai dikembangkan secara serius. Energi ini tidak mencemari lingkungan dan lahannya bisa tetap difungsikan untuk aktivitas lain, seperti pertanian. Kendalanya adalah lokasi yang sangat spesifik dan harus memiliki angin stabil.
- Bioenergi Mengolah Limbah Menjadi Sumber Energi
Indonesia juga kaya akan limbah organik dan biomassa, seperti sisa panen, limbah kelapa sawit, dan sekam padi, yang bisa diolah menjadi energi. Contohnya adalah PLTBM Pulubala di Gorontalo yang memanfaatkan tongkol jagung, serta penerapan biodiesel B30 dari minyak kelapa sawit.
Bioenergi sangat cocok untuk wilayah perdesaan dan mendukung pengurangan limbah. Tantangan utamanya adalah kebutuhan teknologi pengolahan yang canggih agar konversi energi lebih efisien.
Menuju Target Energi Bersih 23 Persen

Saat ini, pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia baru mencapai sekitar 12 persen dari total kebutuhan nasional. Pemerintah menargetkan peningkatan bauran energi terbarukan menjadi 23 persen pada 2025, sejalan dengan komitmen terhadap energi berkelanjutan.
Namun, untuk mencapai target tersebut, masih ada sejumlah tantangan yang harus diatasi, mulai dari investasi awal yang tinggi, keterbatasan infrastruktur, hingga kebijakan yang belum sepenuhnya mendukung percepatan transisi energi.
Dengan kekayaan alam yang luar biasa dan dukungan semua pihak, Indonesia punya peluang besar menjadi pemimpin dalam energi terbarukan di kawasan Asia Tenggara. Langkah kolaboratif antara pemerintah, sektor swasta, akademisi, dan masyarakat menjadi kunci menuju masa depan energi yang bersih, berkelanjutan, dan mandiri.* (Sumber: eNBeIndonesia)