DMBGlobal.CO.ID – Nusa Tenggara Timur (NTT) tengah menunjukkan komitmen serius untuk mencapai Net Zero Emissions Indonesia pada tahun 2050.
Dengan melimpahnya potensi energi terbarukan NTT, pemerintah daerah bersama mitra strategis sedang merancang langkah-langkah konkret demi mendorong transisi energi berkelanjutan yang inklusif dan ramah lingkungan.
Peta Jalan Menuju NZE: Kunci Transformasi Energi di NTT
Provinsi NTT memiliki kekayaan alam yang sangat mendukung pengembangan energi bersih, mulai dari tenaga surya, angin, hingga bioenergi. Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa, menekankan pentingnya peta jalan yang jelas.
“Rencana untuk mencapai NZE di NTT membutuhkan peta jalan yang jelas dan terstruktur.”
IESR berkomitmen mendukung penyusunan peta jalan ini dengan pendekatan lintas sektor, yang mencakup infrastruktur, sumber daya manusia, dan kebijakan ekonomi hijau.
Peran Strategis Pemerintah Daerah dalam Akselerasi Transisi Energi
Alfonsus Theodorus, Kepala Bappelitbangda Provinsi NTT, menyatakan sektor energi yang menjadi kontributor utama emisi harus menjadi prioritas untuk ditangani.
“Kami berharap lokakarya hari ini bisa menjadi titik awal untuk kerja sama… untuk mencapai NZE di NTT pada tahun 2050.”
Langkah ini selaras dengan kebijakan Energi Nasional dan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), yang menargetkan 23% energi terbarukan pada 2025 dan 31% pada 2050.
Inklusivitas dalam Kebijakan Energi: Gender dan Kelompok Rentan

Menurut Sherly S. Wila dari Pokja Perubahan Iklim NTT, keberhasilan transisi energi tidak lepas dari inklusivitas.
“Salah satu langkah yang tengah didiskusikan… adalah peningkatan inklusivitas, dengan menambahkan unsur gender, disabilitas, dan inklusi sosial dalam kebijakan energi.”
Studi Gender Action Plan oleh MENTARI menunjukkan masih adanya kesenjangan akses terhadap energi di kalangan perempuan dan kelompok rentan. Kebijakan yang responsif gender dapat menciptakan dampak positif yang lebih luas.
Energi Terbarukan NTT: Katalis Pertumbuhan Sektor Pertanian dan Perikanan
Marlistya Citraningrum dari IESR menegaskan bahwa pemanfaatan energi terbarukan NTT tidak hanya berdampak pada sektor energi, tetapi juga mendukung sektor-sektor strategis seperti pertanian dan perikanan.
“NTT memiliki potensi besar untuk mengembangkan komoditas agro pertanian seperti kopi dan kakao… Energi terbarukan akan mendukung sektor-sektor ini.”
Pasokan listrik yang stabil dan berbiaya rendah dari sumber energi bersih akan meningkatkan daya saing produk unggulan daerah.
Fleksibilitas Infrastruktur Energi untuk Pembangunan Merata
Jaya Wahono, Presiden Direktur Clean Power Indonesia, menyoroti pentingnya membangun pembangkit lokal yang fleksibel dan scalable untuk mendukung pertumbuhan ekonomi hijau.
“Tanpa akses listrik yang cukup, sulit untuk membangun sektor-sektor ekonomi lain yang vital… pembangunan sektor energi yang merata dan berkelanjutan di Indonesia, khususnya NTT harus menjadi prioritas utama.”
NTT sebagai Contoh Transisi Energi Nasional
Dengan kolaborasi antarsektor dan komitmen kuat, NTT siap menjadi contoh sukses transisi energi berkelanjutan di Indonesia. Upaya mencapai Net Zero Emissions Indonesia 2050 melalui pendekatan lokal dan inklusif adalah langkah strategis yang patut diapresiasi dan direplikasi.(*Sumber: iesr.or.id)