Perusahaan Global Lebih Prioritaskan Pertumbuhan Bisnis daripada Komitmen Energi Bersih

Fokus Perusahaan Global Bergeser: Pertumbuhan Bisnis Lebih Diutamakan Dibanding Komitmen Energi Bersih

DMBGlobal.CO.ID – Perusahaan-perusahaan di seluruh dunia kini cenderung lebih memprioritaskan ekspansi bisnis ketimbang memenuhi komitmen mereka terhadap energi bersih.

Perubahan fokus ini dipicu oleh lonjakan permintaan listrik akibat pesatnya perkembangan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), elektrifikasi, dan relokasi sektor manufaktur yang belum diimbangi oleh ketersediaan pasokan energi yang memadai.

Temuan ini diungkapkan dalam laporan Ernst & Young (EY) bertajuk ‘Navigating the Energy Transition’, yang melibatkan lebih dari 2.400 pengambil keputusan dari perusahaan besar dan menengah di delapan negara utama pada tahun 2025.

Melansir Edie, Kamis (1/5/2025), laporan EY menunjukkan bahwa “sebagian besar perusahaan global memperkirakan peningkatan signifikan dalam penggunaan listrik mereka tiga tahun ke depan, dengan lebih dari separuhnya memproyeksikan kenaikan yang sangat signifikan hingga dua digit.”

EY juga memprediksi kebutuhan listrik global akan melonjak tajam hingga tahun 2050, terutama disebabkan oleh konsumsi energi yang semakin besar dari sektor komersial dan industri.

Laporan tersebut mengidentifikasi sejumlah faktor penyebab meningkatnya permintaan, seperti penggunaan daya tinggi oleh teknologi AI generatif, investasi besar dalam kendaraan listrik dan infrastruktur data, serta peralatan berenergi tinggi yang mulai umum digunakan.

Kebijakan pemerintah dan tren relokasi industri juga ikut berperan dalam mendorong permintaan tersebut.

Di tengah dinamika ini, pasokan listrik yang andal dan harga energi yang stabil menjadi perhatian utama para pelaku usaha.

Dua pertiga dari responden survei mengungkapkan kekhawatiran terkait keandalan pasokan listrik dan volatilitas harga energi. Kekhawatiran ini dianggap bisa menghambat pertumbuhan bisnis dan menggerus daya saing perusahaan di pasar global.

Perusahaan juga aktif berinvestasi dalam teknologi elektrifikasi dan digitalisasi untuk mendukung operasional mereka. Namun, banyak yang merasa bahwa penyedia listrik saat ini belum mampu memenuhi permintaan yang terus meningkat.

Beberapa penyebab ketidakpuasan di antaranya adalah infrastruktur penyedia listrik yang sudah usang, kontrak pasokan energi yang tidak fleksibel, serta minimnya solusi energi yang disesuaikan dengan kebutuhan industri spesifik.

Sebagai respons, perusahaan mulai mencari alternatif sumber energi. Sekitar 20 persen dari responden telah berinvestasi dalam sistem pembangkitan listrik mandiri dan penyimpanan baterai. Selain itu, dua pertiga dari mereka berniat memperluas investasi ini dalam tiga tahun ke depan.

Survei juga menunjukkan bahwa walau banyak perusahaan telah menetapkan target emisi dan mencari energi yang lebih bersih, kenyataannya, keberlanjutan bukan lagi prioritas utama. Laporan menyebut bahwa “keberlanjutan berada di urutan ketiga di semua industri, namun lebih cenderung menjadi prioritas utama bagi perusahaan teknologi dan produsen.”

Meskipun demikian, laporan EY menekankan bahwa semakin banyak perusahaan menyadari pertumbuhan ekonomi dan pengurangan emisi karbon sebenarnya bisa berjalan beriringan.

Banyak di antara mereka bersedia mengambil langkah tegas seperti mengganti penyedia listrik atau membangun infrastruktur energi sendiridemi memastikan kedua tujuan tersebut tercapai secara bersamaan.(*Sumber: Kompas.com)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *