DLH Sleman Dorong Pemilahan Sampah, Warga Manfaatkan Magot dan Biopori

DMBGlobal.CO.ID – Produksi sampah di Kabupaten Sleman mencapai 700 ton per hari, setara rata-rata 1,2 kilogram per orang. Kondisi ini menuntut kesadaran masyarakat untuk lebih serius dalam mengelola sampah sejak dari rumah.

Perwakilan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sleman, Andi Triyanto, dalam sosialisasi pengelolaan sampah dan penyerahan kendaraan roda tiga Viar di Bank Sampah Sedyo Makmur Penen, Kamis (11/9/25), menegaskan bahwa sampah rumah tangga wajib dipilah sesuai Peraturan Bupati Sleman Nomor 22 Tahun 2022.

“Karena TPA Piyungan sudah tidak beroperasi, saat ini Pemkab menyiapkan tiga TPST di Tamanmartani, Sendangsari, dan Donokerto. Namun pengelolaan sebaiknya dilakukan langsung di wilayah masing-masing,” jelasnya.

Inovasi Warga: Magot dan Biopori

Sleman hasilkan 700 ton sampah per hari. DLH dorong warga pilah sampah, terapkan 3R, dan manfaatkan teknologi magot serta biopori.
Sleman hasilkan 700 ton sampah per hari. DLH dorong warga pilah sampah, terapkan 3R, dan manfaatkan teknologi magot serta biopori. (Ilustrasi AI Generated)

Perwakilan KSM Rukun Makmur Gancahan, Farid Fachrudin, menilai regenerasi pengelola sampah masih jadi tantangan. Meski begitu, inovasi terus dilakukan. Sejak 2021, warga menjalankan sistem rondo sampah (pengambilan oleh bapak-bapak) dan dudah sampah (pemilahan oleh ibu-ibu).

Ia menjelaskan, sampah organik bisa diolah menjadi pupuk menggunakan teknologi magot dan biopori. “Magot mengurai sampah hanya dalam 24 jam, sedangkan biopori membantu menyuburkan tanah, mencegah banjir, dan mengurangi emisi gas metan,” ujarnya.

Produk pupuk organik warga kini dimanfaatkan untuk budidaya anggur, stevia, asparagus, hingga pisang ambon cavendish yang sudah dipasarkan ke toko buah.

3R dan Nilai Ekonomi Sampah

Sleman menghasilkan 700 ton sampah per hari, mendorong perlunya pengelolaan berbasis 3R. DLH Sleman menekankan pemilahan sampah rumah tangga sesuai aturan, sementara warga memanfaatkan teknologi magot dan biopori untuk mengolah sampah organik. Upaya ini tak hanya ramah lingkungan, tapi juga bernilai ekonomi bagi masyarakat.
Sleman hasilkan 700 ton sampah per hari. DLH dorong warga pilah sampah, terapkan 3R, dan manfaatkan teknologi magot serta biopori. (Ilustrasi AI Generated)

DLH Sleman juga mendorong penerapan 3R (Reduce, Reuse, Recycle), misalnya mengurangi plastik sekali pakai dengan membawa tumbler, menggunakan kembali tas belanja, serta mendaur ulang limbah rumah tangga.

Menurut Farid, sampah juga bisa menghasilkan uang. “Jelantah dijual Rp7 ribu per liter, plat nomor bekas Rp17 ribu per kilo. Dari hasil itu, kas warga bisa bertambah Rp1 juta hingga Rp2 juta per bulan, bahkan mampu membiayai kegiatan tanpa iuran,” jelasnya.

Dukungan Pemerintah Daerah

Sementara itu, anggota DPRD Sleman, Timbul, berharap fasilitas yang diberikan DLH dapat dimanfaatkan secara optimal. “Motor Viar ini semoga benar-benar membantu memperkuat pengelolaan sampah di masyarakat,” ujarnya.* (Sumber: slemankab.go.id)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *