DMBGlobal.CO.ID – Subholding PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) terus berinovasi melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) dengan menghadirkan pelatihan PROMAG (Pengelolaan Sampah Organik Dapur dengan Budidaya Maggot Black Soldier Fly/BSF) di Kalurahan Karangasem, Kecamatan Ponjong, Gunungkidul.
Program ini menjadi bukti nyata pemberdayaan masyarakat sekaligus solusi dalam mengelola sampah secara berkelanjutan.
Sekretaris Perusahaan PLN EPI, Mamit Setiawan, memberikan apresiasi atas komitmen warga yang sudah terbiasa memilah sampah sejak dari rumah.
“Di Gunungkidul, pengelolaan sampah kini menghadirkan harapan baru dengan menciptakan nilai ekonomi. Melalui pelatihan ini, PLN EPI berharap kapasitas masyarakat semakin kuat sehingga budidaya maggot berkembang luas, berkelanjutan, dan memberi manfaat bagi lingkungan sekaligus ekonomi warga,” ujarnya.
Mamit menambahkan, kegiatan ini merupakan bagian dari dukungan PLN EPI terhadap program Desa Berdaya Energi Gunungkidul serta sejalan dengan prinsip Environmental, Social, and Corporate Governance (ESG) yang dijalankan perusahaan.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Pengembangan Kapasitas Lingkungan Hidup DLH Gunungkidul, Eko Suharso Prihantoro, menyebut bahwa sekitar 60% timbulan sampah di wilayahnya bersumber dari rumah tangga dan sisa makanan.
“Paradigma pengelolaan sampah harus berubah dari linear menjadi ekonomi sirkular. Program maggot BSF ini sejalan dengan Perda Nomor 14 Tahun 2020 Kabupaten Gunungkidul dan diharapkan menjadi contoh nyata bagaimana sampah bisa bernilai ekonomi,” jelasnya.
Pelatihan ini diikuti 20 anggota Kelompok Wanita Tani Berkahing Bhumi dan Bank Sampah Ngupadi Rejeki Karang Asem.
Narasumber yang hadir adalah Mulyanto Diharjo, Direktur Bank Sampah Induk Patriot Kota Bekasi sekaligus praktisi pengelolaan sampah organik dengan maggot BSF.
Ia berbagi pengalaman serta teknik budidaya maggot untuk mengoptimalkan pengolahan sampah dapur menjadi produk bernilai jual.

Ketua Bank Sampah Ngupadi Rejeki Karang Asem, Riyanta, menuturkan manfaat nyata dari program tersebut.
“Bantuan ini membantu warga menyelesaikan permasalahan rumah tangga khususnya Sampah Organik Dapur, yang tadinya terbuang dapat diolah menjadi pakan maggot kaya protein dan dipanen untuk pakan lele dan ayam sedangkan residunya menjadi pupuk organik. Saya memastikan bahwa setiap bantuan dan inisiatif ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh masyarakat,” ujarnya.
Sinergi PLN EPI, DLH Gunungkidul, praktisi pengelolaan sampah, dan masyarakat diharapkan menjadi contoh kolaborasi dalam mengatasi persoalan sampah, membuka peluang ekonomi baru di tingkat lokal, sekaligus mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs) 12 terkait konsumsi dan produksi berkelanjutan.* (Sumber: ruangenergi.com)