JAKARTA, DMBGLOBAL.co.id – Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) memperkuat komitmennya terhadap ekonomi hijau dengan mengembangkan proyek waste to energy (WTE) atau konversi sampah menjadi energi listrik.
Proyek ini diyakini mampu menjadi solusi inovatif dalam penanganan sampah perkotaan yang kian mengkhawatirkan.
Managing Director Stakeholder Management and Communications Danantara, Rohan Hafas, menjelaskan, berdasarkan data Bank Dunia, sekitar 60 persen sampah di Indonesia tidak tertangani secara layak, dan hanya 40 persen yang berhasil diolah.
“Banyak warga belum mampu membayar iuran pengangkutan sampah, yang biasanya Rp10–15 ribu per bulan. Akibatnya, mereka membuang sampah ke sungai atau jalan,” kata Rohan dalam temu media di Wisma Danantara, Jakarta, Jumat (31/10/2025).
Untuk mendorong percepatan proyek ini, pemerintah memberikan dukungan berupa pembebasan tipping fee, penyediaan lahan gratis, serta penetapan harga listrik sebesar 20 sen per kWh.
Kebijakan tersebut diharapkan dapat menarik lebih banyak investor agar pembangunan fasilitas WTE berjalan cepat dan efisien.
Rohan menambahkan, sampah dari Jakarta yang selama ini ditumpuk di TPST Bantar Gebang akan dimanfaatkan menjadi bahan bakar pembangkit listrik. Dengan demikian, sampah tidak hanya berkurang, tetapi juga menjadi sumber energi baru terbarukan.

Saat ini, tender proyek WTE masih dalam tahap berjalan. Sejumlah investor nasional dan internasional telah menunjukkan minat untuk berpartisipasi, meski Danantara belum mengungkapkan nama-nama pihak yang terlibat.
Menurut Rohan, satu unit proyek Pembangkit Sampah Energi Listrik (PSEL) akan mampu mengolah 1.000 ton sampah per hari dengan nilai investasi mencapai Rp2–3 triliun.
Langkah ini dinilai sejalan dengan visi Danantara untuk menciptakan solusi bisnis yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan.
Sementara itu, Chief Investment Officer (CIO) Danantara, Pandu Patria Sjahrir, menyebut proyek WTE yang dikelola Danantara akan menjadi yang terbesar di dunia.
“Belum ada negara yang berinvestasi sebesar ini dalam proyek waste to energy. Ini bukan sekadar mencari profit, tapi menyelesaikan masalah lingkungan hidup yang sudah dalam kondisi krisis,” ujar Pandu dalam acara 1 Tahun Pemerintahan Prabowo–Gibran di Jakarta.
Dengan proyek WTE ini, Danantara berambisi menjadikan Indonesia pionir dalam pengelolaan sampah modern berbasis energi bersih, sekaligus menggerakkan ekonomi hijau nasional.* (Sumber: Danantara/Detikom)
