DMBGlobal.CO.ID – Harga izin emisi karbon di pasar nasional China turun di bawah level peluncuran awal, seiring langkah sejumlah pelaku industri yang mempercepat penjualan kuota sebelum masa berlaku berakhir pada akhir tahun ini.
Data dari Shanghai Environment and Energy Exchange (SEEE) mencatat, kontrak karbon dalam volume besar ditutup pada harga 45 yuan per ton melalui transaksi bilateral pada Kamis (23/10/25). Angka tersebut berada di bawah harga peluncuran awal empat tahun lalu, yaitu 51,23 yuan per ton.
Pasar karbon menjadi salah satu instrumen utama Beijing dalam strategi dekarbonisasi nasional, dengan target pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 7–10% dalam satu dekade mendatang. Sistem ini kini meliputi 8 miliar ton emisi per tahun dari empat sektor industri, meningkat dari cakupan sebelumnya sebanyak 4,5 miliar ton.
Kendati demikian, perluasan pasar tersebut masih menghadapi tantangan akibat kelebihan pasokan izin, lantaran sektor baru yang bergabung belum diwajibkan membayar izin emisi pada tahun pertama.

Mengutip laporan Bloomberg, Kementerian Ekologi dan Lingkungan China berencana membatalkan sebagian izin emisi yang tidak terpakai pada tahun ini untuk mencegah akumulasi kuota berlebih. Namun kebijakan itu justru mendorong pemegang izin menjual lebih cepat, sehingga memperbesar tekanan pasokan di pasar.
Sementara itu, produksi listrik berbasis bahan bakar fosil di China tercatat mengalami penurunan pada 2025. Kondisi ini dipengaruhi oleh melemahnya aktivitas industri serta ketegangan perdagangan dengan Amerika Serikat, yang turut menekan permintaan terhadap izin karbon.
Pada awal pekan ini, harga karbon spot China sempat menyentuh titik terendah dalam lebih dari dua tahun pada Senin (20/10/25), meskipun sebagian kerugian mulai pulih menjelang akhir pekan. Di sisi lain, kontrak karbon berjangka masih diperdagangkan di atas harga peluncurannya pada 2021.* (Sumber: Bloomberg)
