Industri Sepeda Motor 2025: Penjualan Domestik Menurun, Insentif Motor Listrik Masih Belum Pasti

DMBGlobal.CO.ID – Penjualan sepeda motor, baik berbahan bakar minyak (BBM) maupun listrik, menunjukkan penurunan pada awal tahun 2025.

Pelaku industri memberikan sejumlah catatan penting yang dapat memengaruhi tren ini, mulai dari daya beli masyarakat hingga kepastian insentif pemerintah.

Ketua Bidang Komersial Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), Sigit Kumala, menyampaikan bahwa pada Maret 2025, penjualan sepeda motor domestik mencapai 541.684 unit.

“Jika diakumulasi sejak Januari, penjualan sepeda motor mencapai 1.683.262 unit pada kuartal I-2025,” ujar Sigit, dikutip dari Kontan.co.id.

Angka ini turun sekitar 3% dari periode yang sama tahun lalu, yakni 1.735.090 unit.
Berbeda dengan tren domestik, penjualan ekspor justru mengalami pertumbuhan.

AISI mencatat ekspor sepeda motor secara Completely Built Up (CBU) mencapai 134.775 unit selama Januari hingga Maret 2025.

Ini menunjukkan peningkatan sekitar 15% dibandingkan kuartal I-2024 yang hanya mencatat 117.205 unit.

“Mayoritas ekspor ditujukan ke negara Asia Tenggara, serta kawasan Asia dan Eropa,” jelas Sigit.

Namun, Sigit tetap menyoroti tren dalam negeri. Ia menyebut penurunan penjualan dipengaruhi oleh daya beli masyarakat yang masih lemah dan pengetatan dari lembaga pembiayaan.

“Pada saat yang sama, lembaga pembiayaan juga semakin selektif dalam memberikan kredit,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa saat ini belum terlihat dorongan signifikan untuk mendongkrak penjualan motor dalam negeri.

“Kalau masih seperti ini, terpaksa akan revisi,” kata Sigit, merujuk pada proyeksi AISI yang sebelumnya menargetkan penjualan nasional sebesar 6,4 juta hingga 6,7 juta unit.

Di sisi lain, sektor kendaraan listrik juga belum menunjukkan pertumbuhan yang diharapkan.

Ketua Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli), Budi Setiyadi, mengungkapkan realisasi penjualan motor listrik baru mencapai 20%-30% dibandingkan pencapaian tahun lalu.

“(Target penjualan 200.000 unit) itu dengan catatan ada program bantuan pembelian. Tapi sampai sekarang masih menggantung, jadi kami sulit memprediksi. Masyarakat masih wait and see,” ungkapnya.

Aismoli semula memproyeksikan penjualan motor listrik 2025 bisa melonjak hingga 200.000 unit, atau meningkat lebih dari 200% dari realisasi 2024 yang berada di kisaran 62.000 unit.

Namun, belum adanya kejelasan mengenai insentif pemerintah membuat konsumen dan pelaku industri menahan langkah.

“Insentif dari pemerintah untuk pembelian sepeda motor listrik berdampak signifikan, dengan kontribusi mencapai 70%-80% dari total penjualan,” ujar Budi.

Pemerintah sempat menyatakan rencana memperpanjang insentif pembelian motor listrik sebesar Rp7 juta per unit.

Meski begitu, sampai pertengahan April belum ada keputusan final terkait skema atau waktu implementasinya.

“Namun demikian, berapa pun besarnya (insentif), apa pun skemanya, harapan kami bisa cepat. Segera dieksekusi apa pun bentuknya,” tegas Budi.

Situasi ini menunjukkan industri sepeda motor nasional masih menghadapi tantangan besar di 2025, baik dari sisi daya beli, pembiayaan, hingga kebijakan pendukung kendaraan listrik.

Kepastian insentif dan dukungan pemerintah menjadi kunci untuk memulihkan laju pertumbuhan sektor ini dalam waktu dekat.(*Sumber: Metrosiar.com)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *