DMBGlobal.CO.ID – Korea Selatan menunjukkan minat besar terhadap proyek hijau yang digagas Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), yaitu proyek Pengolahan Sampah Menjadi Energi atau Waste to Energy (WTE).
Hal ini diungkapkan oleh Konsuler Bidang Ekonomi Kedutaan Besar Korea Selatan untuk Indonesia, Kim Chanwoo, di sela acara diskusi Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) bertajuk APEC at the Crossroads: Building Bridges for Regional Growth di Jakarta, dikutip Rabu (15/10/25).
“Jadi, tentunya kami, perusahaan-perusahaan Korea, memiliki ketertarikan dalam proyek itu. Dan saat yang bersamaan, perusahaan Korea juga tertarik dengan proyek carbon credit storage atau transfer,” ujar Kim.
Kim menegaskan, perusahaan-perusahaan Korea Selatan saat ini memang tengah gencar berinvestasi di proyek-proyek hijau serta energi baru dan terbarukan, termasuk di Indonesia. Maka, setiap peluang investasi di bidang tersebut selalu menarik perhatian.
“Perusahaan Korea belakangan ini semakin tertarik berinvestasi di energi terbarukan. Jadi, proyek pengolahan sampah menjadi energi merupakan salah satu area energi terbarukan, sehingga perusahaan Korea pasti akan tertarik,” ujarnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Kerja Sama Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Tirta Nugraha Mursitama, mengungkapkan sejumlah perusahaan telah menyatakan komitmennya untuk ikut serta dalam proyek waste to energy ini.
“Setahu saya, pertengahan minggu ini, tanggal 16 atau 17, akan ada semacam pernyataan minat dari beberapa perusahaan yang ingin bekerja sama untuk berinvestasi di sektor energi dari sampah,” ujarnya.
Sebelumnya, Chief Executive Officer BPI Danantara Rosan Roeslani menyampaikan bahwa proyek pengolahan sampah menjadi energi ini membutuhkan investasi sebesar Rp91 triliun.

Proyek tersebut akan dilaksanakan di 33 kota di seluruh Indonesia, dengan tahap awal di 10 kota besar, seperti Tangerang, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Bali, dan Makassar.
“Dari 10 kota, kalau saya disampaikan mungkin total investasinya itu mencapai kurang lebih Rp91 triliun. Rp91 triliun untuk kurang lebih di 33 daerah itu,” jelas Rosan dalam acara Indonesia International Sustainability Forum di Jakarta, Jumat (10/10/25).
Proyek Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) ini diproyeksikan mampu mengolah hingga 1.000 ton sampah per hari di tiap lokasi.
“Contohnya di Jakarta, di Jakarta salah satu yang sudah paling siap, kemarin pun saya bertemu langsung dengan Bapak Gubernur dan jajarannya, itu potensi akan minimum 3–4 titik. Karena kalau dilihat, saya contohkan saja, Jakarta ini per harinya itu 8 ribu ton sampah per hari,” tegas Rosan.* (Sumber: CNBC Indonesia)
