DMBGlobal.CO.ID – Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (KLH/BPLH), Hanif Faisol Nurofiq, mengatakan pemenuhan gizi dan perlindungan lingkungan harus berjalan beriringan.
Pesan tersebut disampaikan saat dirinya meninjau langsung Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Polda di Denpasar, Senin (15/9/25).
Kunjungan itu menunjukkan komitmen Program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak hanya meningkatkan kesehatan masyarakat, tetapi juga menghadirkan solusi ramah lingkungan.
SPPG Polda Sediakan Ribuan Porsi Makan Bergizi Ramah Lingkungan
SPPG Polda Bali saat ini mampu menyalurkan 3.577 porsi makanan setiap hari bagi penerima manfaat, mulai dari posyandu hingga sekolah menengah atas. Program yang dikelola oleh Yayasan Kemala Bhayangkari ini telah menerapkan praktik ramah lingkungan, seperti:
- Penggunaan wadah makanan guna ulang,
- Pembatasan plastik sekali pakai,
- Penyesuaian menu untuk mengurangi sampah organik.
Pengelolaan Sampah Jadi Standar Utama

Menteri Hanif menegaskan pentingnya integrasi pengelolaan sampah dalam layanan gizi.
“Ada dua hal pokok yang harus kita tangani: sampah padat dan limbah domestik. Potensi sampah dari layanan ribuan orang per hari bisa sangat besar, sehingga pengelolaannya harus benar agar tidak menjadi beban lingkungan,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan agar Bali tetap terjaga sebagai wajah Indonesia di mata dunia.
“Konversi lahan wajib disudahi. Bali harus kita jaga sebaik-baiknya. Program MBG akan semakin kuat bila sejalan dengan perlindungan lingkungan dan praktik ekonomi sirkular,” tegas Hanif.
Model Pembangunan Berkelanjutan
Melalui pendekatan ini, Program MBG tidak hanya memastikan pemenuhan gizi masyarakat, tetapi juga memperkuat pengelolaan sampah, mendukung ekonomi lokal, dan menjaga kelestarian alam.
Sinergi antara gizi dan lingkungan ini dapat menjadi model pembangunan berkelanjutan, sejalan dengan agenda nasional dalam mengatasi persoalan gizi, lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat.* (Sumber: Humas Kemenlh)