Pertamina Ikut Kaji Konsolidasi BUMN Bersama Danantara

DMBGlobal.CO.ID – Direktur Transformasi dan Keberlanjutan Bisnis PT Pertamina (Persero), Agung Wicaksono, menegaskan pihaknya akan terlibat dalam kajian bersama terkait rencana konsolidasi besar-besaran perusahaan badan usaha milik negara (BUMN) yang digagas oleh Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).

“Ya itu nanti kami kaji bersama, kami ikut dengan Danantara, dan strategi besarnya tadi ada tiga, yaitu restructuring, business streamlining, dan business development. Itu kami ikut sama mereka (Danantara),” ujar Agung di Jakarta, Sabtu (23/8), dikutip dari Antara.

Sebelumnya, Chief Operating Officer (COO) Danantara Indonesia, Dony Oskaria, menyampaikan pada (6/25) pihaknya berencana merampingkan jumlah BUMN beserta anak usahanya dari lebih 800 perusahaan menjadi sekitar 200 saja.

Langkah ini bertujuan agar setiap BUMN kembali fokus pada core business masing-masing.

Sebagai contoh, Pertamina yang bergerak di bidang minyak dan gas, kini juga mengelola rumah sakit hingga agen perjalanan.

Dony menilai, jika seluruh BUMN kembali ke bisnis utamanya, maka perusahaan akan lebih sehat dan kompetitif.

Agung pun mengamini pandangan tersebut. Ia menilai konsolidasi merupakan bagian penting dari transformasi bisnis.

“Contoh untuk pengembangan lapangan minyak, satu wilayah kerja itu di regulasinya adalah harus (ada) satu perusahaan sendiri. Jadi setiap Pertamina eksplorasi lapangan minyak baru, ada perusahaan baru. Ini sekarang mungkin sudah tidak lagi terlalu relevan,” jelasnya.

Terkait unit usaha non-core seperti RS Pertamina, Agung menyebutkan diskusi tengah dilakukan bersama Danantara serta pemegang saham holding PT Pertamina Bina Medika IHC untuk menentukan langkah selanjutnya.

“(Mereka) Mengkaji bersama dengan Danantara, apa yang akan dilakukan terhadap perusahaan-perusahaan yang sifatnya tidak masuk ke dalam core-nya Pertamina,” kata mantan Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) itu.

Konsolidasi untuk Tingkatkan Daya Saing

Pertamina bersama Danantara kaji konsolidasi besar-besaran BUMN, target ramping dari 888 jadi 200 perusahaan agar lebih fokus dan kompetitif.
Foto Ilustrasi – Pertamina bersama Danantara kaji konsolidasi besar-besaran BUMN, target ramping dari 888 jadi 200 perusahaan agar lebih fokus dan kompetitif. (AI Generated/DMBGlobal)

Menurut Dony, strategi konsolidasi juga akan menyasar sektor logistik dan asuransi.

Saat ini terdapat 18 BUMN logistik dengan kapasitas kecil dan tidak kompetitif, serta 16 BUMN asuransi dengan skala bisnis yang terbatas.

“Misalkan logistik ada Angkasa Pura Logistik, Pos Logistik, Kereta Api Logistik (KaLog), Pelindo Logistik, Semen Logistik, semua punya,” ujarnya.

Ia mencontohkan, Jasa Raharja, Pertamina dengan Tugu Insurance, BRI, dan BNI, semuanya memiliki lini asuransi, namun ukurannya tidak cukup besar untuk bersaing.

Danantara telah menyelesaikan fundamental business review sebagai tahap awal.

Selanjutnya, tahap kedua adalah business consolidation, yakni merger atau penggabungan perusahaan dengan lini bisnis serupa agar lebih efisien dan kompetitif.

“Kita melakukan pengkonsolidasian daripada bisnis kita. Yang tadinya logistik ada 18 perusahaan nanti menjadi satu perusahaan logistik yang size-nya cukup besar, kompetitif, mampu bersaing. Kemudian juga memberikan nilai tambah yang signifikan buat Danantara,” jelas Dony.

Melalui konsolidasi ini, Danantara menargetkan jumlah BUMN dapat dipangkas dari 888 menjadi kurang dari 200 perusahaan yang solid dan kuat.

Lebih jauh, Dony mencontohkan sektor perhotelan. Saat ini terdapat sekitar 130 hotel yang tersebar di berbagai BUMN namun belum dikelola secara profesional.

Atas konsolidasi tersebut, hotel-hotel itu akan disatukan dalam satu holding sehingga dapat menjadi operator hotel terbesar kedua di Indonesia.

Untuk 2025, Danantara menargetkan konsolidasi bisnis di 4–5 sektor sekaligus, termasuk sektor karya, logistik, hingga properti.

“Jadi, nanti perusahaan tol ya tol, perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor ya kontraktor. Properti ya properti. Nah ini akan terjadi proses yang signifikan dan luar biasa di dalam tata kelola perusahaan-perusahaan kita ke depan,” pungkasnya.* (Sumber: ANTARA)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *