DMBGlobal.CO.ID – Pemasangan energi terbarukan global mencapai titik tertinggi pada 2024, dengan total penambahan kapasitas mencapai 585 gigawatt, naik 15,1 persen dibanding tahun sebelumnya.
Berdasarkan laporan Badan Energi Terbarukan Internasional (IRENA), 92,5 persen dari kapasitas tersebut berasal dari sumber energi bersih seperti tenaga surya dan angin.
China menyumbang hampir 64 persen dari total pertumbuhan energi terbarukan dunia tahun lalu. Negara itu menambahkan sekitar 374 gigawatt energi terbarukan, tiga perempatnya berasal dari tenaga surya.
Jumlah tersebut delapan kali lipat lebih besar dibanding Amerika Serikat dan lima kali lipat dari seluruh Eropa.
Kini, China memiliki sekitar 887 gigawatt kapasitas tenaga surya, sementara Amerika Serikat tercatat memiliki 176 gigawatt energi terbarukan.
Di Eropa, Jerman memimpin dengan hampir 90 gigawatt, disusul Prancis dengan 21 gigawatt dan Inggris lebih dari 17 gigawatt.
Kepala Iklim PBB Simon Stiell memaparkan capaian ini pada Rabu (26/3) di Berlin, sekaligus menyerukan agar negara-negara industri mengejar ketertinggalan mereka dari China.
Ia menyinggung keputusan Amerika Serikat yang sempat mundur dari Perjanjian Paris sebagai peluang bagi negara lain untuk mengambil peran lebih besar dalam kepemimpinan iklim.
Meski mencatat rekor baru, IRENA mengingatkan bahwa laju pertumbuhan saat ini belum cukup untuk memenuhi target global energi terbarukan pada 2030.
Untuk mencapainya, kapasitas harus tumbuh setidaknya 16,6 persen setiap tahun hingga akhir dekade ini.(*Sumber: Kumparan.com)