Transformasi Sampah Pasar: Jakarta Kembangkan Model Ekonomi Sirkular

DMBGlobal.CO.ID – Menteri Lingkungan Hidup sekaligus Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH), Hanif Faisol Nurofiq, melakukan inspeksi mendadak ke Pasar Jaya Teluk Gong, Jakarta Utara. Pasar ini dikenal sebagai salah satu pasar tradisional dengan volume sampah tertinggi di ibu kota.

“Kita harus memperketat pengelolaan sampah dari hulu, termasuk kawasan pasar tradisional. Pasar Teluk Gong merupakan salah satu titik penghasil sampah signifikan di Jakarta,” tegas Menteri Hanif.

Pasar yang berada di bawah pengelolaan Perumda Pasar Jaya ini melayani ribuan pengunjung setiap harinya. Timbulan sampah harian di lokasi tersebut mencapai sekitar 4 meter kubik, dengan komposisi 35% sampah organik, 63% anorganik, dan 2% sampah B3, termasuk kemasan bahan kimia dan baterai bekas. Fakta ini menggarisbawahi pentingnya penerapan sistem pengelolaan limbah yang terarah, efektif, dan berkelanjutan di lingkungan pasar tradisional.

Sistem Pemilahan dan Teknologi Pemrosesan

Pasar Teluk Gong telah menerapkan sistem pemilahan sampah dari sumber dengan dua alur penanganan: organik dan anorganik. Untuk sampah organik, pengelolaan dilakukan melalui:

  • Komposting: Menghasilkan ±600 kg kompos dari 1.100 kg sampah per bulan.
  • Fermentasi: Mengubah limbah basah menjadi 45 liter pupuk organik cair (POC) per 1.000 kg.
  • Budidaya Maggot: Mengurai hingga 25 kg sampah dalam 20 hari menggunakan larva Black Soldier Fly.

Sementara itu, sampah anorganik dikelola secara kolaboratif. Kecamatan Jakarta Utara mengumpulkan 210 kg plastik per bulan, sementara mitra pihak ketiga menangani 1.240 kg bulu ayam dan 1.550 kg tempurung kelapa per bulan. Barang bernilai jual seperti kardus, botol plastik, dan kaleng juga dikumpulkan dengan volume sekitar 595 kg per bulan.

Berkat sistem ini, frekuensi pengangkutan oleh Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Utara dapat dikurangi menjadi hanya setiap 3–4 hari sekali, dengan kapasitas pengangkutan 7 m³ per rit, atau sekitar 49–56 m³ per bulan.

Dukungan dan Evaluasi Berkelanjutan

Menteri Hanif sidak Pasar Teluk Gong Jakarta Utara, dorong pengelolaan sampah pasar jadi model nasional berbasis ekonomi sirkular dan pemilahan sumber.
Menteri Hanif (tengah) sidak Pasar Teluk Gong Jakarta Utara, dorong pengelolaan sampah pasar jadi model nasional berbasis ekonomi sirkular dan pemilahan sumber. (Istimewa)

Menteri Hanif menyampaikan apresiasinya atas inisiatif yang telah dilakukan oleh pengelola pasar, komunitas pedagang, dan mitra lingkungan.

“Berdasarkan hasil tinjauan kami, proses pengolahan sampah sudah berjalan cukup baik. Namun perlu ditingkatkan agar lebih menyeluruh dalam mencakup seluruh jenis sampah,” ujarnya.

KLH/BPLH berkomitmen melanjutkan proses evaluasi dan verifikasi sistematis agar Pasar Teluk Gong dapat menjadi model pengelolaan sampah pasar tradisional yang bisa direplikasi secara nasional.

Menuju Ekonomi Sirkular di Lingkungan Pasar

Lebih dari sekadar pusat transaksi harian, Pasar Teluk Gong kini diarahkan menjadi percontohan ekonomi sirkular yang memperlihatkan praktik nyata perubahan perilaku masyarakat urban dalam mengelola limbah.* (Sumber: kemenlh.go.id)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *